Gorontalo, suaranet.com || Pemilihan Putra-Putri Islam Berprestasi memasuki babak Grand Final.
6 peserta terbaik, memastikan diri melaju ke babak final, setelah menyingkirkan 8 peserta lain, pada babak semi-final.
Masing-masing peserta bersaing secara ketat dan kompetitif, menampilkan penampilan terbaik mereka dihadapan dewan juri dan penonton.
6 finalis tersebut, yakni; (1) Farlin Ladja, utusan SMA Negeri 2 Gorontalo; (2) Syahrul Awal Pakaya, utusan MA. Al-Huda Gorontalo; (3) Fardhiansyah Noe, utusan SMK Negeri 1 Gorontalo, (4) Queen Malika, utusan SMA Negeri 1 Gorontalo; (5) Nazrillah Nur Laiya Isa, utusan MAN 1 Gorontalo; dan (6) Dwinur Fitriani, utusan SMA Negeri 2 Gorontalo.

Dewan juri, Beby Cintia Dewi Banteng, dalam kesempatan wawancara menjelaskan, secara garis besar, 14 peserta yang tampil dibabak semi-finalis, sudah dinobatkan sebagai pemenang.
“Hanya saja, untuk menentukan peserta terbaik, yang berhak memperoleh 2 tiket umroh, kita harus memangkas lagi, menjadi 6 (enam) peserta, yang selanjutnya akan bertarung dibabak grand final.” ucap Beby.
Hal ini kata beby, bertujuan untuk mempermudah dewan juri dalam memberikan penilaian.
“Untuk penilaian dibabak grand final ini, kita akan lebih ketat lagi. Olehnya, perlu kehati-hatian dari para dewan juri, didalam memberikan penilaian.” jelas ASN dinas tata Kota, Kota Gorontalo ini.

Pada babak ini, penilaian terhadap para peserta, kata Beby, akan semakin ketat. Dimana 5 (lima) aspek yang menjadi kategori penilaian, akan menjadi penentu kemenangan.
“Jika peserta bagus di mengajinya, bagus di menyanyi, tapi tidak bagus di ceramahnya, itu akan sangat mempengaruhi. Artinya, jika disatu sisi dia sudah tampil bagus, tapi disisi lain dia tidak maksimal, maka itu akan sangat berpengaruh terhadap penilaian.” ungkap Beby.
“Selain itu, terlepas dari penilaian diatas panggung, aspek sikap dan perilaku keseharian peserta, yang kami nilai selama 3 hari di hotel Grand-Q, juga menjadi nilai tambah, yang akan mempengaruhi nilai 5 aspek yang dilombakan.” ungkap Beby.
Sementara, jika kemudian ditemukan nilai skor yang sama terhadap 2 peserta atau lebih, kata Beby, pihaknya akan merujuk pada tehnik dan cara peserta, dalam membaca Al-Qur’an. ****