Suaranet.com, Gorontalo – Pemerintah Provinsi Gorontalo paparkan hasil penangan pasca penetapan gorontalo tanggap darurat. Penjabat Gubernur Gorontalo, Mohamad Rudy Salahudin, mengungkapkan sejak penetapan status tanggap darurat, bersama pemerintah kabupaten/kota, Tim Badan SAR Nasional (BASARNAS), TNI, dan Polri, telah melakukan evakuasi para korban ke tempat pengungsian, mendirikan posko penanganan darurat dan pelayanan informasi kebencanaan, posko kesehatan, serta 15 dapur umum yang tersebar di tiga kabupaten dan satu kota.
“Dampak bencana banjir di Kota Gorontalo, merendam 48 kelurahan di sembilan kecamatan. sementara dua kelurahan di dua kecamatan mengalami tanah longsor. Jumlah masyarakat yang terdampak mencapai 12.061 kepala keluarga atau 41.164 jiwa, dengan satu korban meninggal dunia, sebanyak 7.086 jiwa mengungsi, dan 4.686 rumah terendam,” ujar Rudy.
Di Kabupaten Gorontalo, bencana ini mempengaruhi 35 desa/kelurahan di delapan kecamatan, dengan jumlah masyarakat terdampak sebanyak 6.531 kepala keluarga atau 21.638 jiwa. Sedangkan di Kabupaten Boalemo, banjir merendam empat desa di satu kecamatan, mengakibatkan 148 kepala keluarga atau 352 jiwa terdampak, serta 91 rumah terendam.
Di Kabupaten Bone Bolango, banjir melanda 42 desa/kelurahan di 10 kecamatan, dengan jumlah masyarakat terdampak sebanyak 2.553 kepala keluarga atau 8.053 jiwa, dan 1.821 rumah terendam. Khusus untuk tanah longsor di Kecamatan Suwawa Timur, jumlah korban meninggal dunia mencapai 27 jiwa, dengan 283 jiwa selamat dan 15 jiwa masih dalam pencarian.
“Kondisi wilayah yang terdampak bencana banjir saat ini secara berangsur-angsur telah kondusif, dengan air mulai surut dan sebagian warga telah kembali ke rumah masing-masing. Namun demikian, bantuan pangan, sandang, obat-obatan, dan peralatan kesehatan tetap dibutuhkan oleh masyarakat,” tutup Rudy.
Penulis : Maulana