Suaranet.com, Dunu, Gorontalo – Dalam lanskap pengembangan desa berbasis partisipasi dan keberlanjutan, Meruang kembali menunjukkan komitmennya sebagai komunitas sosial-budaya yang bergerak aktif di garis depan perubahan.
Melalui kegiatan bertajuk “Mencerap Ruang Wisata Desa Berdaya Dunu Gorontalo”, Meruang sukses menginisiasi dan mendampingi proses pengembangan Desa Dunu sebagai desa wisata berbasis tiga pilar utama: edukasi, ekonomi, dan ekologi.
Kegiatan ini bukan sekadar program, tetapi hasil dari proses kolaboratif antara Meruang, warga desa, pemerintah setempat, dan relawan lintas bidang yang bersama-sama mewujudkan cita-cita desa berdaya, sadar ruang, dan lestari secara budaya dan alam.
“Kami percaya bahwa desa bukan sekadar tempat tinggal, tapi ruang pengetahuan, penghidupan, dan keberlanjutan. Pendampingan yang kami lakukan di Desa Dunu menjadi refleksi atas semangat itu,” ujar Kadev, salah satu pengiat Meruang.
Meruang merancang berbagai aktivitas edukatif yang menjangkau semua kalangan mulai dari anak-anak hingga orang tua. Mulai dari sekolah lapangan tentang budaya dan ekologi lokal, diskusi terbuka, hingga pemetaan partisipatif ruang-ruang penting desa. Edukasi dilakukan dalam bahasa yang membumi dan konteks yang dekat, menjadikan warga tidak hanya sebagai peserta, tetapi subjek utama pengetahuan.
Melalui pelatihan kewirausahaan sosial, branding produk lokal, dan strategi pengelolaan usaha pariwisata, Meruang mendorong warga untuk melihat potensi ekonominya sendiri. Produk olahan khas, kerajinan tangan, hingga pengelolaan homestay kini menjadi bagian dari gerak ekonomi warga yang tidak lepas dari nilai-nilai budaya.
Ekologi bukan hanya soal lingkungan, tapi cara berpikir tentang hubungan manusia dan alam yang sudah ditanamkan sejak dini melalui kegiatan kampanye dan aksi giat lingkungan untuk anak usia dini. Hasil pendampingan ini tidak hanya terlihat dari peningkatan kesadaran warga atau produk wisata yang mulai terbentuk, tetapi dari semangat kolektif yang tumbuh bahwa masa depan desa bisa ditentukan oleh langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama.
“Meruang bukan datang membawa solusi, tapi datang untuk berjalan bersama. Desa Dunu telah menunjukkan bahwa ketika warga diberi ruang, maka lahirlah kekuatan dari dalam,” tutup Inka, pegiat muda Meruang lainnya.
Melalui kegiatan ini, Meruang mengukuhkan dirinya sebagai komunitas pendamping desa yang berbasis nilai, proses, dan relasi. Dunu adalah satu dari banyak ruang yang telah dan akan terus dicerapi bersama.