Example floating
Example floating
Example 728x250
Kota GorontaloPemkot Gorontalo

Bentuk Tim Khusus, Wali Kota Pantau Langsung RSAS

×

Bentuk Tim Khusus, Wali Kota Pantau Langsung RSAS

Sebarkan artikel ini
Wali Kota Gorontalo Adhan Dambea saat memimpin rapat internal bersama tenaga kesehatan di Rumah Sakit Aloei Saboe. (Foto/Diskominfo)

Suaranet.com, Kota Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, menyatakan komitmen kuat untuk mentransformasi Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) menjadi pusat layanan kesehatan rujukan utama di Gorontalo. Namun, misi besar ini tidak lepas dari tantangan serius terutama dalam hal tata kelola rumah sakit yang dinilai masih kurang dari ideal.

Dalam forum pembinaan dan silaturahmi bersama jajaran RSAS, Adhan menekankan pentingnya reformasi manajemen dan pelayanan berbasis integritas, transparansi, dan akuntabilitas. Ia bahkan menyebut secara terang-terangan bahwa RSAS tengah terkontaminasi oleh praktik-praktik tidak etis yang dilakukan oleh oknum tenaga kesehatan, salah satunya yang ia sebut sebagai “dokter mafia”.

“Kalau mau jadikan RSAS sebagai rumah sakit rujukan utama, maka yang pertama harus dibenahi adalah manajemen. Ini menyangkut soal pelayanan, integritas dokter, sampai pada praktik curang yang merugikan masyarakat. Saya tidak bisa diam lagi, karena saya sendiri sudah alami dan saksikan,” tegas Adhan.

Ia mengungkap bahwa ada pasien yang diperintahkan membeli obat di luar apotek rumah sakit dengan harga fantastis, mencapai Rp3,2 juta. Parahnya, transaksi dilakukan lewat pihak ketiga yang diduga telah bekerja sama dengan oknum dokter.

“Ini bukan isu, ini fakta. Saya tahu nama dokternya. Kalau praktik seperti ini dibiarkan, bagaimana mungkin rumah sakit ini bisa kita banggakan?” tambah Adhan.

Lebih dari sekadar mengkritik, Adhan menyatakan pihaknya akan membentuk tim khusus yang terdiri dari unsur pemerintah, tenaga medis aktif dan purna, serta tokoh masyarakat untuk mengevaluasi total kinerja rumah sakit. Fokus tim tersebut mencakup audit manajemen, distribusi obat, alur rujukan, hingga penempatan dokter spesialis.

“Saya tidak hanya bicara di atas kertas. Kalau perlu saya berkantor dua hari seminggu di RSAS. Semua aktivitas akan saya pantau langsung, bahkan saya akan pasang sistem monitoring di ruang kerja saya di balai kota,” ucapnya dengan nada serius.

Adhan juga menyinggung perlunya pembaruan regulasi internal, seperti Peraturan Direktur yang hingga kini masih mengacu pada pedoman lama dari tahun 2014. Ketertinggalan ini dinilai menjadi salah satu penghambat utama dalam pembaruan layanan dan efisiensi rumah sakit.

Lanjut Adhan mengajak seluruh tenaga kesehatan di RSAS untuk menumbuhkan kembali rasa memiliki terhadap institusi tersebut. Menurutnya, rumah sakit bukan sekadar tempat bekerja, tetapi wadah pengabdian yang menjadi tumpuan harapan ribuan masyarakat.

“Di rumah sakit ini kalian hidup, menafkahi keluarga, maka jaga baik-baik nama dan pelayanannya. Jangan biarkan kepentingan pribadi merusak amanah yang lebih besar,” pungkas Adhan.

Langkah ini dinilai sebagai bentuk keseriusan Wali Kota dalam menciptakan layanan kesehatan publik yang benar-benar berpihak pada rakyat, sekaligus memulihkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap RSAS.

Example 728x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *