Tak Ada Visi-Misi Selain Milik Bupati dan Wabup

Suaranet.com, Kabupaten Gorontalo – Bupati Gorontalo, Sofyan Puhi, dengan tegas mengingatkan seluruh kepala desa dan lurah di wilayahnya bahwa arah pembangunan daerah harus mengacu pada satu visi-misi: milik Bupati dan Wakil Bupati.

Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pemerintahan yang membahas pokok-pokok kebijakan Restorasi Tata Kelola Pemerintahan Daerah, yang digelar di Gedung Convention Center.

“Dalam membangun daerah, harus ada satu komando. Tidak boleh ada visi-misi lain di luar dari yang diusung oleh Bupati dan Wakil Bupati. Ini penting agar pembangunan berjalan seragam dan terarah,” tegas Sofyan di hadapan para peserta rakor.

Sofyan menekankan bahwa visi-misi yang ia usung bersama Wakil Bupati Tony Junus bukan sekadar slogan, tetapi menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

“Karena itu, kepala desa dan lurah wajib menjadikannya acuan dalam setiap program pembangunan di tingkat bawah,”kata Sofyan.

Diketahui, pasangan Sofyan–Tony mengusung visi besar: Restorasi Kabupaten Gorontalo Berkemaajuan dan Berkelanjutan, dengan misi membangun sumber daya manusia yang religius, berbudaya, unggul dan kompetitif; mentransformasi ekonomi kerakyatan berbasis teknologi; serta mewujudkan reformasi tata kelola pemerintahan yang bersih dan responsif.

Bupati Sofyan juga menggarisbawahi tiga pilar utama yang menjadi fondasi restorasi pemerintahan daerah, Transparansi dan Akuntabilitas, Sinergi dan Kolaborasi, dan Inovasi berbasis Teknologi.

“Restorasi tata kelola pemerintahan bukan sekadar perubahan tampilan, tapi perubahan cara kerja lebih terbuka, lebih bertanggung jawab, dan lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi,” ujar Sofyan.

Ia menambahkan, suksesnya pembangunan di Kabupaten Gorontalo hanya dapat tercapai jika semua elemen pemerintahan, dari tingkat desa hingga kabupaten, berjalan dalam satu irama.

Bupati Sofyan juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah desa, OPD, hingga elemen masyarakat untuk mewujudkan perubahan nyata.

“Kita harus meninggalkan ego sektoral. Restorasi pembangunan hanya berhasil kalau semua bergerak bersama,” pungkasnya.