Suaranet.com, Gorontalo – Persoalan tambang yang kian pelik di Kabupaten Bone Bolango dan Pohuwato akhirnya mendapat atensi serius dari Pemerintah Provinsi Gorontalo. Gubernur Gusnar Ismail mengumumkan tiga poin penting hasil rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dalam konferensi pers usai rapat yang digelar pada Jumat (16/5).
Poin pertama, Forkopimda dan Bupati Bone Bolango meminta PT. Gorontalo Mineral agar memberikan ruang toleransi kepada penambang rakyat untuk tetap beraktivitas di wilayah tambang yang selama ini telah mereka kelola.
“Permintaan ini masih akan didiskusikan lebih lanjut oleh pihak perusahaan dengan Kementerian ESDM, mengingat mereka merupakan dua pihak yang memiliki kontrak karya,” jelas Gusnar.
Terkait permintaan toleransi tersebut, PT. Gorontalo Mineral belum memberikan keputusan final karena masih harus berkonsultasi dengan pemerintah pusat. “Kita akan menunggu hasil pembicaraan antara pihak perusahaan dengan Kementerian ESDM. Ini menjadi langkah kedua yang sangat krusial,” kata Gubernur.
Poin terakhir menyangkut polemik pemberian tali asih oleh PT. Pani Gold. Menurut laporan perusahaan, masih tersisa sekitar 266 penambang yang belum menerima tali asih, di mana 120 di antaranya masih aktif. Meski perusahaan mengklaim telah mengundang mereka untuk berdiskusi, pertemuan tak kunjung menemui titik temu.
“Tadi Forkopimda dan Wakil Bupati Pohuwato meminta agar PT. Pani Gold kembali membuka ruang dialog dengan pendekatan silaturahmi agar masalah ini segera terselesaikan,” imbuh Gubernur.
Gusnar berharap, ketiga langkah tersebut mampu membawa keadilan dan kepastian dalam pengelolaan pertambangan di Gorontalo.
“Solusi yang diambil harus berkeadilan. Berkeadilan untuk rakyat, berkeadilan untuk investasi, dan berkeadilan untuk pemerintah,” tegasnya.