Maryam Puhi Pago Dikukuhkan Sebagai Bunda Literasi Gorontalo

Suaranet.com, Limboto – Komitmen Pemerintah Kabupaten Gorontalo dalam membangun ekosistem literasi semakin nyata. Bupati Gorontalo, H. Sofyan Puhi, secara resmi mengukuhkan Ny. Maryam Puhi Pago sebagai Bunda Literasi Kabupaten Gorontalo periode 2025–2029, dalam pembukaan Pekan Literasi 2025 yang digelar di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.

Dalam sambutannya, Bupati Sofyan menegaskan pentingnya literasi sebagai fondasi menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Gerakan literasi, kata Sofyan, tak boleh berhenti di ruang-ruang formal, melainkan harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat—mulai dari desa hingga pusat layanan publik.

“Literasi adalah akar dari perubahan. Kita ingin setiap kecamatan punya sudut baca, sebagai ruang bersama untuk belajar dan tumbuh,” ujarnya.

Sebagai bentuk keseriusan, Pemkab Gorontalo kini tengah merampungkan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Perpustakaan dan Kearsipan. Perda ini diharapkan dapat memperkuat arah kebijakan literasi di daerah agar lebih terstruktur dan berkelanjutan.

Tak hanya itu, Perpustakaan Daerah Kabupaten Gorontalo kini telah mengantongi akreditasi A, naik dari sebelumnya B. Sebuah capaian yang menunjukkan bahwa pembenahan sektor literasi dilakukan secara nyata, terukur, dan berkelanjutan.

Pemkab juga menjalankan program unggulan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di 17 desa. Program ini menghubungkan literasi dengan pemberdayaan UMKM lokal, sehingga warga tidak hanya diajak membaca buku, tetapi juga membangun keterampilan yang berdampak pada ekonomi keluarga.

Pekan Literasi 2025 tak hanya menjadi ajang seremonial, tetapi juga menjadi ruang kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, komunitas, dan masyarakat umum. Sejumlah kegiatan digelar, termasuk lomba mewarnai tingkat TK dan lomba bertutur tingkat SD, serta pertemuan Bunda Literasi dari tingkat kecamatan.

Dengan pengukuhan Maryam Puhi Pago sebagai Bunda Literasi, Pemkab Gorontalo berharap dapat melahirkan gerakan literasi yang lebih masif dan menyentuh akar rumput, serta membangun budaya baca sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Gorontalo.