Ariston Desak Pemda Tuntaskan Persoalan Aset dengan Bank SulutGo

Suaranet.com, Gorontalo – Anggota DPRD Kota Gorontalo, Ariston Tilameo mendesak Pemerintah Daerah untuk segera menuntaskan persoalan yang masih tersisa dengan Bank SulutGo (BSG), terutama terkait kepemilikan saham dan penggunaan aset daerah berupa tanah dan bangunan yang saat ini masih dimanfaatkan oleh pihak bank, Senin (10/11/2025).

Ketua Komisi III DPRD Kota Gorontalo ini, menegaskan bahwa kerja sama antara Pemerintah Kota Gorontalo dan Bank SulutGo sebenarnya sudah tidak berjalan lagi. Saat ini, hubungan yang tersisa hanyalah kepemilikan saham oleh pemerintah daerah.

“Dengan persoalan Bank SulutGo ini, kita sebenarnya sudah tidak ada kerja sama lagi. Yang tersisa di sana itu hanya saham milik pemerintah daerah. Sedangkan RKUD (Rekening Kas Umum Daerah) sudah seluruhnya dipindahkan ke Bank BTN,” ungkap Ariston.

Menurutnya, kondisi ini perlu segera ditindaklanjuti, mengingat tanah dan bangunan yang masih digunakan oleh Bank SulutGo merupakan aset daerah yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain, terutama di tengah keterbatasan anggaran pemerintah saat ini.

“Dengan minimnya anggaran daerah, tanah itu sangat dibutuhkan oleh pemerintah. Misalnya saja, bisa dimanfaatkan untuk Dinas Pendapatan Daerah yang baru terbentuk dan memerlukan fasilitas kantor,” jelasnya.

Ariston juga menyayangkan kondisi kerja sama aset yang dianggap tidak menguntungkan bagi daerah. Ia menyebut, Bank SulutGo hanya membayar biaya sewa dalam jumlah yang sangat kecil selama puluhan tahun.

“Sangat ironis, selama 30 tahun mereka hanya membayar sekitar Rp200 ribu hingga Rp500 ribu per tahun. Ini jelas tidak sebanding dengan nilai aset yang digunakan,” tegas Ariston.

Ia menambahkan, pihak DPRD akan terus mendorong pemerintah daerah untuk meninjau kembali status kerja sama dan penggunaan aset daerah tersebut.

“Kita ingin aset milik daerah benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan publik dan mendukung kinerja pemerintah kota, bukan hanya menguntungkan pihak lain,” pungkasnya.