SUARANET.COM, Gorontalo – Ekwan Ahmad, Ketua DPC Hanura Kota Gorontalo, pernah menyatakan bahwa dirinya akan maju sebagai calon wali kota (Cawali) di Pemilihan Wali Kota (Pilwako) jika perolehan suaranya dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) melebihi 10 ribu suara. Namun, setelah Pileg, ia hanya memperoleh 8.687 suara, yang berarti target tersebut tidak tercapai.
Meskipun demikian, Ekwan tetap menunjukkan ketertarikan untuk maju di Pilwako dengan syarat tertentu.
Ekwan mengungkapkan bahwa ia bersedia menjadi calon wakil wali kota (Cawawali) asalkan calon wali kota (Cawali) yang mendampinginya siap dengan dana sebesar 5 miliar rupiah.
“Biaya standar operasional untuk Cawali adalah 5 miliar rupiah, sementara untuk Cawawali adalah 3 miliar rupiah,” jelas Ekwan.
Menurutnya, dalam dunia politik, terutama Pilkada, dana adalah faktor utama yang menentukan posisi dan keberhasilan seorang kandidat.
“Dana tersebut digunakan untuk berbagai keperluan kampanye dan logistik, yang esensial untuk memenangkan Pilkada,” tambahnya.
Ekwan mengakui bahwa perolehan suara ketiga terbanyak di Pileg menunjukkan potensinya.
“Hasil ini dicapai dengan upaya sendiri, dan jika saya maju di Pilwako dengan dukungan dana yang memadai, peluang untuk menang masih terbuka lebar,” katanya.
Pendekatan pragmatis Ekwan mencerminkan realitas politik lokal di mana dana sering menjadi penentu utama dalam pencalonan dan kampanye.
“Dalam dunia politik, dana bukan segalanya, tetapi tanpa dana, kita tidak bisa berbuat banyak,” tutup Ekwan.
Dengan kondisi ini, masyarakat Gorontalo akan menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai langkah politik Ekwan Ahmad di Pilwako mendatang. Apakah ia akan menemukan pasangan calon yang sesuai dengan harapannya atau tidak, waktu yang akan menjawab.
