Suaranet.com, Gorontalo- DPRD Provinsi Gorontalo menggelar rapat paripurna lanjutan yang membahas pembentukan fraksi-fraksi. Dalam rapat tersebut, jumlah fraksi yang semula hanya tujuh bertambah menjadi delapan dengan terbentuknya fraksi gabungan antara Hanura dan Demokrat, yang kemudian diberi nama “Denura”. Sebelumnya, Partai Demokrat belum tergabung dalam fraksi manapun.
Ridwan Monoarfa, Wakil Ketua Sementara DPRD Provinsi Gorontalo, mengungkapkan bahwa Partai Amanat Nasional (PAN) dengan legowo melepaskan Hanura, yang sebelumnya berada dalam satu fraksi dengan PAN.
“Hebatnya PAN legowo. Mereka tahu rasanya ditolak, dan karena itu, melalui musyawarah, mereka dengan tulus menyerahkan Hanura untuk berkoalisi dengan Demokrat,” ujar Ridwan.
Ridwan juga menilai keputusan Hanura untuk bergabung dengan Demokrat sebagai bentuk keadaban demokrasi yang menjunjung tinggi musyawarah dan mufakat, tanpa mempertimbangkan jumlah kursi atau kekuatan mayoritas.
“Bagi kami, setiap orang berhak menyuarakan pendapat dan memilih. Meskipun Hanura hanya memiliki satu kursi, keputusan solid ini menunjukkan kekuatan kebersamaan. Itu sangat luar biasa,” tambahnya.
Meskipun rapat sempat diwarnai perbedaan pandangan, termasuk kritik dari Partai Golkar terkait potensi konsekuensi hukum, suasana akhirnya tetap kondusif.
Ridwan juga menekankan bahwa tujuan seluruh fraksi DPRD ke depan adalah untuk mendorong kemajuan Provinsi Gorontalo yang masih tertinggal dibandingkan provinsi lain di Sulawesi.
“Kita harus fokus membangun Gorontalo. Produk domestik bruto kita sangat jauh dibandingkan provinsi-provinsi lain. Siapa pun nanti gubernurnya, kita akan bekerja sama untuk membangun kemandirian provinsi ini,” tegasnya.
Ia berharap semangat kebersamaan dalam demokrasi ini bisa menjadi fondasi kuat dalam menghadapi tantangan pembangunan ke depan.
“Kita boleh berbeda pendapat, kita boleh debat, tapi kita tetap mencari kesimpulan bersama. Inilah suasana yang kita bangun, sebuah kebersamaan yang hidup,” tutup Ridwan.