Suaranet.com, Limboto – Dalam upaya menanggulangi pencemaran sungai dan membangun kesadaran lingkungan di tengah masyarakat, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Mohuyula Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) menggelar aksi tanam pohon dan bersih-bersih sungai di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bionga-Kayubulan, Kelurahan Hutu’o, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Minggu (22/6/2025).
Dengan menggandeng Pemerintah Kabupaten Gorontalo serta berbagai instansi dan komunitas pencinta lingkungan, aksi ini menyasar sembilan titik tumpukan sampah yang tersebar di sepanjang bantaran sungai. Selain mengangkat limbah domestik yang menumpuk, relawan juga menanam pohon di sekitar aliran sungai sebagai langkah mitigasi bencana dan pelestarian ekosistem.
Mengusung tema “Bumi untuk Kita, Kita untuk Bumi”, kegiatan ini menjadi ajang kampanye peduli lingkungan yang menyentuh akar permasalahan yakni rendahnya kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan sungai yang berada di lingkungan tempat tinggal warga.
Program ini turut didukung oleh Nusantara Fund dan berkolaborasi dengan BPDAS, Dinas Lingkungan Hidup dan SDA, Mapala Tilongkabila Universitas Gorontalo, serta berbagai organisasi pecinta alam dan komunitas lokal.
Wakil Rektor III UMGO, Salahudin Pakaya, yang ikut turun ke lokasi, menyebutkan bahwa hasil observasi Mapala Mohuyula menemukan sedikitnya sembilan titik besar tumpukan sampah di DAS Bionga-Kayubulan.
“Kebanyakan sampah ditemukan di belakang rumah warga Lingkungan II dan III, yang langsung berbatasan dengan sungai,” ujar Salahudin.
Ia mengingatkan bahwa tumpukan sampah ini sangat berbahaya karena bisa menyumbat aliran sungai, memicu banjir, dan mencemari air dengan zat kimia serta mikroplastik.
“Ancaman kesehatannya serius, terutama bagi anak-anak dan lansia. Penyakit seperti diare, disentri, kolera, hingga penyakit kulit bisa muncul dari air sungai yang tercemar,” tambahnya.
Mapala Mohuyula menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam merawat lingkungan. Mereka menyuarakan bahwa keadilan ekologis hanya bisa tercapai jika diiringi dengan keadilan sosial.
Oleh karena itu, warga Hutu’o diajak turut ambil bagian dalam pengambilan kebijakan lingkungan, sekaligus diberdayakan sebagai penjaga wilayah dan pelaku kearifan lokal.
Lewat kegiatan ini, para relawan dan mitra berharap akan lahir kesadaran kolektif untuk menjaga kebersihan sungai sebagai sumber kehidupan dan upaya menciptakan lingkungan yang sehat dan lestari.