Suaranet.com, Kota Gorontalo – Rencana penataan kawasan Masjid Hunto Sultan Amai, masjid tertua di Gorontalo, tak hanya dipandang dari sisi pelestarian budaya dan sejarah, tetapi juga diyakini akan membawa dampak positif terhadap perputaran ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Hal ini diungkapkan Anggota DPRD Kota Gorontalo, Heriyanto Thalib, usai menghadiri rapat bersama Komisi I dan Tim Percepatan Penataan Kawasan Masjid Hunto Sultan Amai di Aula 3 DPRD Kota Gorontalo.
“Jika kawasan ini ditata dengan baik, secara otomatis masyarakat sekitar akan merasakan dampaknya, terutama dari sisi ekonomi, pariwisata, dan pelestarian nilai-nilai keislaman,” ujar Heriyanto.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa penataan ini selaras dengan falsafah Gorontalo: Adat Bersendikan Sara, Sara Bersendikan Kitabullah. Menurutnya, konsep penataan yang ideal bukan hanya menyentuh fisik bangunan, tapi juga menghidupkan suasana religius seperti kawasan masjid bersejarah di luar daerah.
Heriyanto bahkan mengusulkan agar kawasan ini memiliki identitas kuat bernuansa Islami, seperti penggunaan busana muslim oleh pedagang dan pengunjung, serta penamaan jalan atau lorong dengan nama-nama tokoh Islam atau istilah dalam Al-Qur’an.
“Kita ingin kawasan ini punya daya tarik seperti Masjid Demak atau Masjid Menara Kudus. Tidak hanya tempat ibadah, tapi juga ikon religius dan ekonomi,” tambahnya.
Penataan kawasan Masjid Hunto Sultan Amai diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam menggabungkan potensi sejarah, budaya, dan ekonomi, sekaligus memperkuat identitas Gorontalo sebagai daerah dengan akar Islam yang kuat.