Suaranet.com, Limboto – Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo, Harjun M. Datu, menjelaskan bahwa lonjakan harga ini telah terjadi sejak dua bulan terakhir. Penyebab utamanya adalah tingginya volume ekspor kelapa bulat ke luar negeri, khususnya ke China.
“Permintaan dari China meningkat tajam, dan karena belum ada regulasi yang membatasi ekspor kelapa bulat, banyak pengusaha lebih memilih menjualnya ke luar negeri ketimbang pasar lokal,” ujar Harjun.
Namun, di balik lonjakan harga yang menguntungkan petani, ada dampak negatif yang mulai terasa. Harjun menyebutkan bahwa industri kelapa di dalam negeri justru mengalami kelangkaan bahan baku, bahkan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) sejumlah tenaga kerja di sektor pengolahan kelapa.
Untuk mengatasi situasi ini, pihak Dinas Pertanian telah menjalin koordinasi dengan Kementerian Pertanian guna menyusun langkah-langkah strategis agar pasokan dalam negeri tetap terjaga tanpa harus mengorbankan peluang ekspor.
“Dengan tingginya nilai ekspor, memang berdampak positif bagi petani. Namun di sisilain, industri dalam negeri terganggu karena bahan baku makin sulit, dan bahkan menyebabkan PHK di beberapa tempat.” tutup Harjun.