Suaranet.com – Keluarga merupakan tempat utama dan pertama bagi seorang anak untuk berlindung dari kerasnya kehidupan dan berbagai paparan kehidupan dari luar. Urgensi yang ada dapat berbeda-beda sesuai dengan intensitas seseorang dalam merespons berbagai hal yang ada.
Terkadang ada beberapa orang yang akan bisa bertahan terhadap paparan serta tekanan yang berasal dari luar yang berulang-ulang tetapi ada juga yang tidak mampu untuk bertahan terhadap situasi yang ada.
Era Quarter-life crisis seakan menjadi momok utama tentang keadaan kehidupan remaja di masyarakat pada kehidupan akhir-akhir ini. Quarter-life crisis sendiri adalah suatu periode ketidakpastian dan pencarian jati diri yang dialami individu pada saat mencapai usia pertengahan 20.
Biasanya hal ini sering ditandai dengan ketidakmampuan seorang remaja untuk bisa mengontrol sikap yang terkadang buntu dalam mengambil berbagai tindakan dan sering bermuara pada kehilangan nyawa.
Sehingganya dari kejadian ini,muncul istilah “miskin” yang bukan hanya membahas soal perekonomian yang menjadi perantara,melainkan faktor ekonomi masuk salah satu kategorinya.
Miskin dapat diartikan dalam beberapa definisi sesuai dengan konseptual yang ada. sebab banyak yang berpikir bahwa miskin hanyalah perihal ekonomi namun jauh ke dalam miskin memeiliki arti yang luas.
Seperti miskin pola pikir,miskin kasih sayang,miskin relasi serta paling banyak di ketahui oleh orang-orang adalah miskin ekonomi. Dari bebrbagai hal yang termasuk dalam kategori yang ada,output dari kata miskin tersebut adalah ketidakbahagiaan,galau,stres,serta paling sering berdampak pada depresi karena adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Miskin kasih sayang dari keluarga yang menjadi tempat berlindung,menciptakan tingkatan depresi bagi seorang anak yang tidak main-main. dan Bukan hanya soal keluarga,namun paparan ekonomi juga menjadi faktor bagi orang-orang terdampak keinginan untuk mengakhiri kehidupan.
WHO atau World Health Organization merumuskan bahwa anak-anak serta remaja paling banyak mengalami kematian karena tingkatan depresi yang berujung pada bunuh diri dan paling banyak terdampak pada negara yang tercatat memiliki tingkat kemiskinan secara ekonomi.
Secara umum,setiap orang memiliki tanggung jawab untuk mencintai serta menjaga berbagai hal yang telah dia miliki. Namun,dukungan dari luar penting adanya untuk selalu dikembangkan. Banyak orang miskin yang masih berkecukupan dalam menjalani kehidupannya di karenakan komunikasi dan cinta keluarga yang menjaga mereka meskipun secara material mereka terbelakang.
Namun,tidak sedikit pula,anak-anak yang memilih untuk mengakhiri hidup karena ketidaksiagaan orang tua dalam melihat isu yang ada. Tanggung jawab keluarga adalah tanggung jawab bersama. (ABDURAHMAN ILOHA)